Gubernur Bengkulu Helmi Hasan hari ini sejatinya masih Helmi Hasan yang dulu. Dulu saat sama-sama menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu, kini memimpin satu provinsi. Bedanya hanya satu dulu ia sibuk mengatur tugas kuliah dan organisasi, sekarang sibuk mengatur nasib rakyat Bengkulu. Karakternya? Tetap sama—cekatan, tegas dan trengginas.
Sejak mahasiswa, Helmi Hasan dikenal sebagai pribadi yang sulit duduk tenang bila melihat masalah belum tuntas. Ia bisa terlihat santai, *_tapi pikirannya bekerja seperti mesin diesel berisik di dalam_*, tapi kuat dan tahan lama. Ada satu kebiasaan yang khas dari Helmi—gelisah. Namun ini bukan gelisah tanpa arah, melainkan kegelisahan produktif. Selama solusi belum ditemukan, ia akan terus bertanya, berdiskusi dan bergerak.
Sejak 2023, ketika DPP PAN menugaskannya menjadi kandidat calon anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 9, meliputi Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes. Pada fase ini, saya dipercaya mendampingi beliau secara intens dan ditunjuk sebagai Direktur Pemenangan. Di lapangan, Helmi bukan tipe politisi yang hanya muncul saat kamera menyala. Ia hadir, menyapa, mendengar, bahkan mencatat hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian.
Namun politik memang dinamis, kadang lebih dinamis dari harga cabai. Di tengah perjalanan DPP PAN mengubah arah. Rencana menuju Senayan dialihkan. Helmi diminta pulang kandang dan maju sebagai calon Gubernur Bengkulu. Perjuangannya tidak singkat, jalannya tidak selalu mulus dan tekanannya jelas berlipat. Tapi satu hal tidak berubah cara kerjanya.
Setelah melalui perjuangan panjang dan akhirnya terpilih menjadi Gubernur Bengkulu, Helmi tetap membumi. Tidak ada jarak yang dibuat-buat, tidak ada gaya elitis yang dipaksakan. Ia tetap turun, mau mendengar dan mau bertanya langsung ke masyarakat. Jabatan baginya bukan kursi empuk, tapi meja kerja.
Dari perjalanan ini, ada pelajaran penting yang patut dicatat kepemimpinan sejati bukan soal berubah setelah berkuasa, melainkan konsisten sejak sebelum menjadi Gubernur. Helmi Hasan membuktikan bahwa karakter yang ditempa sejak mahasiswa, bila dijaga, akan tetap relevan hingga ke kursi gubernur.
Dari Catatan Perjalanan
_Oleh : Riswan_















