Saya mengenal baik ketiganya, sosok yang dimata saya banyak berkontribusi pada pembangunan di Kota Bengkulu dalam dua dekade ini.
Sedikitpun saya tidak bermaksud untuk “memprovokasi” ketiganya supaya melanjutkan persaingan usai Dempo dan Ahmad Kanedi tereliminasi dalam tahap verifikasi faktual sebagai bakal calon independen pada Pilgub yang baru lalu.
Lewat beberapa kali perbincangan dengan beberapa saudara dari PAN, saat ini terjadi tarik-menarik karena Helmi Hasan diminta oleh DPP untuk memperkuat kepengurusan DPP PAN.
Wajar saja, karena Helmi Hasan dengan segala pengalamannya baik di eksekutif maupun legislatif dinilai sebagai tokoh yang patut diperhitungkan untuk memperkuat PAN secara nasional.
Bahkan popularitasnya khususnya di media sosial dengan banyak terobosannya disebut-sebut sejajar dengan Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat saat ini.
Sementara dilain sisi, arus bawah di Bengkulu aspirasinya masih kuat berharap agar Helmi Hasan tetap memimpin PAN di Provinsi Bengkulu.
Akhir Januari 2025 lalu saya sempat bertemu Ahmad Kanedi di gedung DPD RI karena kebetulan saya menjadi salah-satu kuasa hukum beberapa anggota DPD untuk menguji UU MD3 dan UU Pemilu ke MK.
Dari sana saya tahu bahwa Dempo dan Ahmad Kanedi tidak pernah mengundurkan diri dari PAN sekalipun mungkin publik menilai keduanya oposan terhadap Helmi Hasan.
Muswil VI DPW PAN Provinsi Bengkulu akan digelar tanggal 21 Maret 2025 dengan tema “Bantu Rakyat”. Tahapan
Pendaftaran dimulai sejak awal 9 s.d 17 Maret 2025.
Salah satu agendanya adalah memilih Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu. Tidak ada yang salah jika melalui momentum ini Dempo dan Ahmad Kanedi mempertimbangkan untuk maju menjadi Calon Formatur karena melalui Formatur akan ditentukan siapa Ketua, Sekretaris, Bendahara dan POK.
Kalau di PDI Perjuangan ada istilah “Kembali Ke Kandang Banteng” maka sudah saatnya Dempo dan Ahmad Kanedi “Kembali Di Bawah Naungan Matahari”
Oleh : Agustam Rachman, MAPS (Pengamat Sosial).