Pagi ini luapan emosi semakin menguasai pikiranku, setelah satu bulan terakhir berita berita di media massa maupun media sosial didominasi kisah masyarakat yang harus kehilangan anggota keluarga yang mereka cintai.
Jika hanya kematian tidak lah akan membuat emosi ini meledak ledak,tapi proses kehilangan yang membuat sedih dan marah, kenapa ?
Di kabupaten Kepahyang tepatnya warga Kecamatan Kemumu kabupaten Kepahyang ada warga yang harus dimasukan dalam peti kayu untuk di rujuk ke rumah sakit karena jalan di lokasi pasien tinggal tidak bisa dilewati mobil dan hanya sepeda motor saja.
Melalui proses yang panjang dan derai air mata akhirnya pasien bisa tiba dirumah sakit dan pasien meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari.
Dan jenazah pun di bawa kembali kerumah duka juga mengunakan sepeda motor.
Selang beberapa hari kejadian serupa tapi tidak sama juga terjadi di kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, seorang Nenek bernama Jariah berusia 70 tahun warga Tanjung Aur Kecamatan Maje Kabupaten Kaur yang terjatuh di kamar mandi dan harus di larikan kerumah sakit terdekat, juga harus di evakuasi menggunakan sepeda motor.
Dalam perjalanan Isak tangis terlihat jelas dari keluarga yang mengantarkan sang nenek.
Timbul pertanyaan kenapa Kondisi insfrastruktur yang tidak tersentuh dalam pembangunan padahal indonesia merdeka sudah 78 tahun, dan Bengkulu bukanlah provinsi baru pemekaran, karena Bengkulu sudah berusia 55 tahun ditahun 2023.
Mengapa tidak ada prioritas pembangunan jalan terutama daerah terisolir?
Ada yang menggelitik dari pernyataan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah pada acara kunjungan anggota DRPRI ke Bengkulu beberapa waktu lalu,
“Bengkulu berada diantara samudera Hindia dan hutan lindung sehingga Bengkulu susah untuk berkembang,” ujar Rohidin Mersyah Bapak Gubernur Bengkulu.
Jadi kalau pemimpin daerah saja berfikir “kerdil” bagaimana bisa membangun Bengkulu.
Untuk apa beribu ribu penghargaan di peroleh jika masih ada jenazah warga dievakuasi menggunakan sepeda motor.
Entah lah melihat kondisi Bengkulu yang semakin terbelakang ini saya ingat kisah robinhood penjahat yang dijadikan pahlawan oleh masyarakat.
Kita semua pasti tahu kisah Robinhood si penjahat Legenda yang kerap merampok uang para koruptor dan membagikannya untuk masyarakat miskin.
Mungkin kah di zaman sekarang ini harus ada robinhood yang berani merampok uang para pejabat korup untuk di pembangunan jalan yang tidak tersentuh pembangunan.
Padahal di setiap kabupaten ada DPRD dan di DPRD provinsi Bengkulu juga ada perwakilan Kabupaten, kenapa tidak mampu berbuat untuk masyarakat,sehingga ada warga yang harus di evakuasi menggunakan sepeda motor.
2024 sudah didepan mata calon calon anggota legeslatif sudah tebar pesona dengan janji janji manis.
2024 sudah didepan mata Calon Gubernur juga sudah mulai tebar senyum dan pamer gigi untuk merayu rakyat.
Dalam tulisan ini saya hanya mengingatkan masyarakat untuk berhati hati dalam memilih anggota DPRD kabupaten maupun provinsi jangan sampai masyarakat memilih situkang tidur sebagai anggota DPRD.
Saya juga mengingatkan pilih lah Gubernur yang tidak hanya bisa tebar senyum dan pamer Gigi ke masyarakat, pilihlah Gubernur yang memang ingin membangun provinsi Bengkulu dan kedepan kita tidak lagi mendengar atau membaca cerita pilu warga Bengkulu yang membawa jenazah menggunakan sepeda motor, atau membawa jenazah Bayi dalam kantong kresek.
Masyarakat tidak melihat berapa banyak penghargaan yang diperoleh gubernur tapi masyarakat melihat apa yang di bangun selama menjadi Gubernur.
Penulis Heryandi Amin