Namanya Debisi Ilhodi, baru saja diumumkan sebagai Komisioner Bawaslu Provinsi Bengkulu periode 2023-2028.
Ditilik dari namanya sulit untuk untuk menebak suku serta asal-usulnya. Beda jika namanya Wahab kemungkinan berasal dari suku Minang Sumatera atau Suyanto yang kemungkinan besar dari suku Jawa.
Saya coba lacak dimesin pencarian google, hanya berita soal terpilihnya Debisi yang saya temukan.
Hari ini dua nama Bawaslu Provinsi Bengkulu lewat pengumuman nomor :50/KP/K1/07/2023 tertanggal 24 Juli 2023 nama Debisi Ilhodi dan Asmara Wijaya terpilih jadi Komisioner Bawaslu Provinsi Bengkulu.
Kalau Asmara Wijaya pada umumnya publik mengenalnya sebab beberapa kali terpilih sebagai Komisioner KPU dan Bawaslu di Kabupaten Bengkulu Tengah tapi sosok Debisi menjadi misteri, paling tidak bagi saya.
Beberapa kawan jurnalis yang coba saya kontak hanya memberi informasi minim. Infonya pendek: Debisi sebelumnya adalah staf di Bawaslu Provinsi Bengkulu.
Tapi beberapa kali saat Pilkada 2020 saya ke Bawaslu Provinsi Bengkulu belum pernah bertatap muka dengan Debisi.
Mungkin pernah jumpa, hanya lupa (maklum usia sudah mendekati kepala lima) apalagi tujuh belas tahun sudah saya meninggalkan Bengkulu.
Beruntung beberapa orang saya hubungi memberi info lumayan lengkap.
Debisi lahir di Tebat Baru, Pagar Alam, Sumatera Selatan pada 05 Desember 1985, dia lahir sebagai anak tertua dari tiga bersaudara.
Dia mulai kuliah di jurusan Sosiologi FISIP Universitas Bengkulu tahun 2003 dan wisuda tahun 2009.
Saya percaya kwalitasnya ‘bukan kaleng-kaleng’ sebab di Sosiologi FISIP UNIB saya bersahabat dengan banyak dosen hebat diantaranya almarhum Mas Bagus Giri Purwo dan Mas Heri Sunaryanto PhD yang lulusan Australia itu.
Ada juga Eka Kurniawan yang semasa kuliah di Pontianak jadi aktifis penentang Orba.
Skripsi Debisi mengangkat topik populis yaitu ‘strategi bertahan hidup guru honor’.
Tahun 2004 Debisi masuk GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) sebuah organisasi mahasiswa berhaluan nasionalis. Di DPC GMNI pernah duduk sebagai Ketua Bidang Organisasi tahun 2007-2009. Setelah sebelumnya pernah jadi Ketua Komisariat GMNI FISIP tahun 2005-2006.
Terhitung sampai tahun 2023 ini sudah sebelas tahun Debisi menjadi staf non PNS dibagian Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Provinsi Bengkulu. Sebuah waktu yang lebih dari cukup untuk memahami soal Kepemiluan dari A sampai Z.
Sebuah ‘Kesabaran Revolusioner’ dari seorang staf yang bernama Debisi Ilhodi sampai dia kemudian dipercaya menjadi pimpinan di lembaga itu.
Saya percaya, setidaknya sampai saat saya tulis artikel pendek ini, Debisi secara kemampuan dan idealisme akan sanggup mengemban tanggung-jawab sebagai Komisioner Bawaslu Provinsi Bengkulu.
Selat Sunda, 25 Juli 2023. Pukul 17.14 WIB.
Oleh : Agustam Rachman, Penulis, Menetap di Yogyakarta