Alaku
Alaku
Alaku

STOP!! Politik Rasis Jelang Pilkada 27 November 2024,Apakabar Penyelenggara?

  • Share

InfoBengkulen.com,- Pemilihan kepala daerah untuk memilih Gubernur,wakil Gubernur, Walikota,Wakil Walikota, Bupati dan wakil Bupati diprovinsi Bengkulu semakin Panas.

Menjelang 27 November 2024 semua cara dilakukan kandidat kepala daerah  untuk mengambil hati masyarakat.

Kampanye yang dilakukan pasangan Helmi Mian menawarkan program kerja yang dibuktikan dengan kinerja selama menjabat Walikota dengan moto kebijakan gratis dan APBD untuk Rakyat.  Seperti program sejuta jalan mulus, Ambulance  Gratis dan program yang ditawarkan Helmi Mian bisa diterima masyarakat.

 

“Helmi Mian memberikan solusi pada persoalan yang di hadapi masyarakat seperti jalan buruk, dan Ambulance Gratis sehingga dukungan mengalir,” jelas Anggoro D Pamungkas Diretur CPI  LSI Denny JA.

Semakin mendekati hari pencoblosan politik rasis juga di gunakan untuk menarik simpati seperti isu tentang kesukuan, juga mulai dimainkan seperti video yang beredar disalah satu lokasi kampanye tatap muka ada orasi dari pendukung paslon yang menyebutkan jika kalah pada pemilihan gubernur maka akan sulit bagi suku nya kembali tegak merebut posisi gubernur dan wakil gubernur.

“Jadi kalau kalah dalam Pilgub mako akan sulit bagi suku kita akan tegak lagi ini merupakan perjuangan yang harus kito pertahankan khusus di kabupaten Seluma,” ujar bapak berjaket kuning dan hitam di hadapan masyarakat yang berkumpul dibawa tenda.

“Ada  pesan jagoan kita untuk menang telak di kabupaten Seluma, sepakat kito untuk menang telak,” teriak bapak itu disambut warga satu suku yang berada di bawa tenda.

Politik Rasis yang mulai beredar pada pilkada Bengkulu dikhawatirkan memicu konflik di Bengkulu, karena Bengkulu terdiri dari berbagai suku,seperti suku,melayu,suku lembak, suku Rejang,Suku jawa,Suku batak, dan Bengkulu merupakan miniaturnya Indonesia.

“Bengkulu ini Majemuk bukan homogen, yang artinya semua suku ada di Bengkulu Jadi kita kasihan jika masalah pilkada ini membawa dan membanggakan suku ataunkelompok tertentu dan itu bisa memicu konflik,” ujar Junaidi Zul salah seorang tokoh adat kota Bengkulu. (Her)

 

 

 

 

Cloud Hosting Indonesia
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page