Sistem jaringan jalan merupakan kebutuhan mendasar untuk menghubungkan masyarakat dan perniagaan dengan pekerjaan, layanan, pasar, mengurangi biaya logistik, dan merangsang pertumbuhan industri di Indonesia Apalagi Indonesia merupakan negara Kepulauan.
Menjawab kebutuhan tersebut, pemerintah menempatkan konektivitas tinggi sebagai salah satu prioritas utama. Melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015, Pemerintah memberi amanat kepada Hutama Karya untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans-Sumatera.
Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.704 km dan sebagian sudah beroperasi.
Sebagai pulau terbesar kedua di Nusantara dengan populasi melebihi 55 juta jiwa, Sumatera memainkan peran penting dalam perekonomian negara. Dianugerahi beragam potensi alam dan komoditas berlimpah, mulai dari karet, minyak kelapa sawit, kopi, minyak bumi, batu bara, dan gas alam, pada tahun 2015 Sumatera menyumbang 22,21% produk domestik bruto (PDB) Indonesia, terbesar kedua setelah Jawa,menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Untuk kemajuan dan keberlanjutan perekonomian Sumatera sangat penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan di kawasan tersebut. Jika pertumbuhan terhenti, perkembangan daerah sekitarnya pun akan terhambat.
Saat ini pembangunan Jalan Tol Betung Jambi Seksi IV provinsi Jambi melewati kawasan sungai Duren, Jaluko, Muaro jambi tentu saja dampak pembangunan infrastruktur ini menimbulkan dampak bagi kehidupan masyarakat di Lokasi pengerjaan Proyek.
Seperti debu dan arus pergerakan kendaraan proyek yang bisa,menyebabkan kemacetan, bahkan bisa menyebabkan jalan mengalami kerusakan.
Humas HKI zona 4 Tol Jambi Betung Wira dan Fauzi mengatakan saat ini memang masih dalam tahap pengerjaan untuk TOL Betung Jambi dan memang ada keluhan Warga yang mengalami dampak dari pekerjaan proyek.
“Kami minta maaf kepada masyarakat yang terdampak pekerjaan proyek, seperti debu dan kemacetan akibat kendaraan Proyek yang melintas,” ujar wira didampingi fauzi humas HKI zona 4.
Dikatakan Wira saat ini pihak perusahaan akan maksimal memperbaiki kondisi dengan melakukan pembangunan ulang jalan yang rusak akibat dilewati kendaraan proyek.
“Insyallah kita maksimal mas, ini keluhan Debu kita atasi dengan penyiraman rutin menggunakan mobil Water Tank, sedangkan jalan yang rusak akibat dilewati kendaraan di juga mulai diperbaiki,” ujar Fauzi dan Wira.
Dikatakan Humas HKI zona 4 saat ini kondisi pekerjaan masih berlangsung.
“Insyallah pembangun dapat selesai dengan cepat sehingga dampak negatif segera teratasi,” jelas nya. (Her)