Bayangkan Elon Musk dan Donald Trump bak pasangan selebriti yang tiba‑tiba cekcok di Instagram. Padahal Musk sudah menyumbang kurang lebih US$ 277–288 juta buat kampanye Trump di 2024. Sumbangan sebesar itu bikin Musk jadi donor politik individu terbesar dalam satu siklus pemilu Amerika Serikat. Tapi tiba‑tiba saling ejek, saling buat story panjang di X, dan boom — pasarnya terguncang.
Soal kekayaan, Musk sempat “naik tahta” sebagai orang terkaya dunia dengan total sekitar US$ 486 miliar pada Desember 2024, tapi turun jadi sekitar US$ 330 miliar per Maret 2025. Kalau dikonversi ke rupiah kurs Rp 15.000/US$ (perkiraan per Mei 2025), itu berarti dia punya Rp 4.950 kuadriliun – atau Rp 4.950.000 triliun. *_Kalau dibelikan rokok Djati Coklat dan Nusantara Djati bisa buat stok se-dunia._*
Secara makro, ekonomi RI tetap kukuh walau global bergejolak. BPS mencatat pertumbuhan PDB Q1‑2024 sebesar 5,11 % (YoY), meskipun sekuartal turun tipis –0,83 % (QtQ). Tahun 2023 sendiri tumbuh +5,05 %, inflasi kisaran 2–3 %, nilai tukar sekitar Rp 15.400–15.500/US$, dan suku bunga BI sekitar 5,5 %. Jadi meskipun saham Tesla dan SpaceX jeblok karena Musk-Trump feud, efeknya ke Indonesia jauh lebih ke sinyal pasif.
Bagi mikro-ekonomi: penjual bakso dan mie ayam tetap santuy karena jualan lokal masih lancar, permintaan dalam negeri kuat—konsumsi rumah tangga tumbuh. Tapi bagi para investor saham lokal & investor kripto, pergerakan global itu seperti “hantu tiba-tiba” yang bikin deg-degan. Sebab mereka pakai sentimen global untuk trading jangka pendek. Kalau Trump cabut insentif EV, efeknya bisa ke ekspor baterai, komoditas, bahkan saham emiten terkait.
Catatan Pojok Ekonomi
Oleh : Riswan
Direktur Eksekutif Langit Biru Foundation
Mahasiswa PascaSarjana-Perencanaan Pembangunan
