InfoBengkulen.com.- Kepala Sekolah SMA Sint Carolus Sulistio mengatakan pada peringatan Hari lahir kongregasi Carolus borromeus ke 185 dan Hut ke 70 SMA sint Corulos Bengkulu, setiap tahun diadakan kegiatan bhakti sosial kemasyarakatan.
Dikatakan Sulistio ditahun 2022 peringatan hari jadi ini dengan mengunjungi dan berbagi kasih ke panti jompo Tresna Weda di kecamatan gading Cempaka.
“Ini agenda rutin dan setiap tahun pasti ada bhakti sosial,” ujar Sulistio.
Sementara itu Suster Gereta CB mengatakan kegiatan berbagi meerupakan bentuk talih kasih yang diajarkan tuhan yesus untuk saling menyayangi sesama umat.
“Talih kasih yang diajarkan yesus kristus. Berbeda keyakinan itu indah, sehingga meakipun berbeda keyakinan tetap memiliki satu hati dengan kasih sayang, seperti yayasan borromeo yang berbagi kasih bebagi takjil untuk umat muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan,”ujar Gareta.
Mengenal Charles Borrmeo.
Charles Borromeo merupakan kardinal uskup Agung Milan dari 1564 sampai 1584. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan belajar hukum sipil serta kanonik.
Charles Borromeo (bahasa Italia: Carlo Borromeo, bahasa Latin: Carolus Borromeus, 1538–1584) merupakan kardinal uskup agung Milan dari 1564 sampai 1584. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan belajar hukum sipil serta kanonik.[1] Ketika pamannya menjadi Paus Pius IV, Carolus dipanggil ke Roma dan umur enam belas tahun diangkat menjadi Uskup Agung Milano, kardinal dan sekretaris negara, pelindung umat katolik di Belanda, Belgia, Portugal dan pelindung beberapa serikat religius. Akibat kematian kakaknya pada tahun 1563, cita-citanya yang semula humanistis dan duniawi berubah menjadi pembaharuan rohani. Pada tahun 1563, ia ditahbiskan menjadi imam yang membangkitkan minatnya untuk hidup saleh secara tegas. Di samping memainkan peran penting dalam sidang terakhir Konsili Ekumenis di Trento, ia membantu memperbaharui Dewan Kardinal dan merevisi buku Misa serta Brevir. Prestasinya yang terpenting adalah membaharui keuskupannya sehingga ia diaangap sebagai uskup teladan. Berkat sinode sekeuskupan dan seprovinsi gerejani yang disiapkannya dengan baik, terbentuklah kerangka hukum untuk pembaharuan tata tertib hidup umat.
(Heryandi Amin)