Alaku
Alaku
Alaku

Cinta Diantara Sayap Malaikat

  • Share

“Mau cari siapa ,” tanya ku ketika melihat wanita sederhana berbaju coklat muda dengan jeans biru sambil menggendong anak kecil.
Wanita berambut sebahu berkulit kuning langsat telah menarik bola mata ku sejak dia memasuki halaman kantor, dan harus jujur ada getaran di dada (lebay), tapi itu mungkin yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.

“Mau ikut Lomba Nyanyi,” jawab wanita itu dengan santai tapi membuat aku salah tingkah, maklum waktu itu umur ku baru menginjak usia 23 tahun tapi jujur saja belum ada pengalaman tentang cinta.

Setelah menjelaskan jadwal perlombaan nyanyi akupun lebih memberanikan diri untuk meminta alamat lengkap dan nomor telpon ( HP belum ada -red)

Dia bernama Olivia yang kukenal dipertengahan Oktober 2001, mungkin ini kado ulang tahun yang diberikan Allah Swt.

Sejak pertama berjumpa Olivia akupun sering menyapa nya meski hanya lewat suara ataupun melalui sapaan penyiar di radio itu.

Dan, hubungan pun berlanjut semakin akrab dan kunjungan kunjungan resmi kerumah olivia terus berlanjut hingga suatu pagi akupun memberanikan diri “nembak” Olivia,seperti istilah anak muda zaman sekarang.

“Oliv, kita jadian ya,” ujar aku sedikit gugup campir cemas dan takut.

“Jadi Apa,” jawab Olivia, yang membuat jantung merasa lepas dan membuat muka pucat putih padahal aslinya aku berkulit hitam.

“Ya jadian, aku suka kamu,” jawabku meskipun wajah dipastikan merah dan biru bercampur malu.

Lama terdiam olivia mendengar kalimat aku suka kamu, memang tak mesra dan tidak seperti kisah di cerpen atau dongen ketika seorang lelaki menyatakan cintanya.
Lama terdiam dan saling tatap hingga olivia bersuara,” yakin kau, kita beda keyakinan, ujar olivia dengan logat batak nya.

“Aku yakin, aku sudh cinta sejak pertama kita bertemu,”kataku malu.
Sejak hari itu kami resmi menjadi “pasangan sehidup semati” setiap ada kesempatan aku selalu berkunjung dan mengirim salam dan lagu Ari Lasso (perbedaan) melalui radio untuk olivia.

Aku biasa dipanggil Hery seorang reporter disalah satu radio ternama dikota ku. Sejak berpacaran dengan olivia semangat pun semakin tinggi apalagi setiap liputan aku selalu mengajak olivia apalagi kelokasi wisata dan liputan banjir.

Pernah olivia aku bawa pulang dan perkenalkan ke orang tua ku.tapi aku tidak menyebutkan olivia berbeda keyakinan.

Olivia memang cepat berbaur dan akrab dengan kedua orang tua ku.
“Mana temanmu, tanya ibu ketika aku lagi duduk di teras.
“Olivia,” jawab ku.
“Iya, udah lama ngk kerumah,” tambah ibuku.
“Masih di Gereja,” jawab ku keceplosan, dan membuat ibuku tersentak.

Otomatis membuat nyanyian nyanyian merdu(omelan-red) dari ibu terus keluar dari bibir nya hingga ayah pun ikut dalam konflik vertikal sebagai penengah.

” sudah biar saja, anak sudah besar sudah tahu mana yang baik dan buruk,” meski tidak membuat dingin suasana tetapi bisa meredam amarah ibu.

Kisah asmara pun berlanjut kisah kasih Romeo dan juliet berlanjut dengan cerita romanza seolah hanya kami berdua dimuka bumi ini,
hingga kabut hitam mulai menutupi indahnya hati kami yang tengah dimabuk cinta.
Suatu hari Olivia bertanya dengan wajah serius.

“her, aku mau pindah.ada teman dijakarta yang sudah mencarikan pekerjaan,” tanya Olivia serius.
“Trus,hubungan kita seperti apa,” jawabku khawatir.

Aku melihat ada genangan air yang ditahan di pinggiran mata olivia,
“Sudah malam, pulang yuk,” ujar olivia mengalihkan suasana yang mulai haru biru, kupeluk erat dan ku usap lembut rambut olivia seakan tidak akan terpisahkan.
Malam itu kami pulang dengan suasana hati yang resah dan gelisah menunggu hari perpisahan.

Satu Desember 2002, Hari yang tidak pernah terlupakan. Pagi itu berat langkah ini menjemput olivia dan mengantarkannya ke loket bis antar propinsi Bengkulu- Jakarta. selama di loket bis pun tangan olivia tidak pernah lepas dalam gengaman,hingga jadwal pemberangkatan pun tiba dan aku harus melepas gengaman dan melepas belahan jiwa.

Kupeluk olivia didalam bis,dan kami tidak perduli semua penumpang bis melihat kami, yang ada dalam pikiran kami kami tidak ingin terpisahkan.

Penulis,Heryandi Amin

Cloud Hosting Indonesia
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page