InfoBengkulen.com, – Viral, pernyataan Cagub Bengkulu nomor urut 02 Rohidin Mersyah saat debat perdana untuk menyerang Cagub 01 Helmi Hasan dengan menyatakan ada pasien bernama Pak Maman melahirkan ditolak Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu. Kemudian sehari setelahnya, ada video seorang pria tanpa menyebutkan nama maupun alamat tinggalnya menyatakan istrinya yang akan melahirkan ditolak RSHD Kota Bengkulu.
Pasca mencuat pernyataan Rohidin dalam debat yang jadi bulan-bulanan netizen kemudian disusul video pria itu disinyalir bak ada settingan, Direktur Utama (Dirut) RSHD Kota Bengkulu dr. Lista Cerlyviera menanggapi serius. Sejauh ini Manajemen RSHD sudah mengecek data-data namun tidak ada pasien atasnama pak Maman.
“Kami terkejut juga dengan adanya laporan bapak Rihidin yang menyatakan ada pasien ditolak. Jadi kami dari manajemen RSHD Kota Bengkulu dari kemaren setelah muncul berita itu kita langsung mengecek data. Secara Standar Operasional Prosedur (SOP) kita cek data nama pasiennya baik melalui online maupun manual itu tidak ada pasien atasnama pak Maman tapi ada itu istrinya dan dikatakan itu ditolak. Ini tetap menjadi perhatian kita karena kami harus mencari tau menginvestigasi apakah ini benar adanya,” kata Bunda Lista sapaan akrab Dirut RSHD, Sabtu 2 November 2024.
Karena, sambung Bunda Lista, secara SOP pasien-pasien kegawatdaruratan melalui IGD pastinya terdata. “Makanya ini ditolaknya karena apa kita nggak tau, karena 2021 itu kita lagi Covid dan memang ada pelayanan-pelayanan tertentu yang memang kita diberi kewenangan dan tidak diberi kewenangan. Jadi ada beberapa asumsi yang saya perkirakan, apakah pasien betul-betul datang ke Rumah Sakit (RS) dan kita tidak tau karena penjelasan dalam video itu kan menyatakan bahwa ini ditolak saja, ditolak itu kenapa ? Apakah pada saat itu memang rumah sakit karena memang wabah dokternya terjangkit sehingga tidak ada yang bisa melayani. Tapi harusnya namanya ada harusnya kan ada,” ungkap Bunda Lista.
“Ataukah mungkin ini nggak tau pasiennya ini peserta BPJS atau apa. Karena pada saat itu kita juga sudah bekerjasama dengan Baznas, jadi tidak ada halangan, mau itu pasien dari golongan tidak mampu, maupun yang terlantar atau pasien yang sudah memiliki kartu itu bisa kita layani semua. Jadi ini beritanya agak miris dan memang harus kami investigasi sampai ke akar-akarnya karena menyangkut nama baik RSHD. Kalau sebenarnya tidak ada itukan merusak nama baik RSHD,” jelas Bunda Lista.
Saat disinggung apakah akan melapor apabila penolakan terhadap pasien itu tidak benar? Bunda Lista saat ini masih lebih fokus pada investigasi kebenaran tersebut.
“Yang jelas kami akan berkelanjutan melakukan investigas ini karena kita sifatnya pelayanan publik kita belum membahas kemana-mana, masih fokus ke investigasi itu,” demikian Bunda Lista. (*)